Rabu, 18 Januari 2012

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL


PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MOTIVASI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL
TAHUN AJARAN 2011/2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tidak jarang ditemukan orangtua yang menghabiskan waktu, sibuk bekerja semata-mata hanya untuk kepentingan anak. Ditinjau dari sisi psikologi, kebutuhan anak bukan hanya sebatas kebutuhan materi semata, anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang terdekatnya, khususnya orangtua. Realitanya, banyak anak yang kurang mendapatkan kebutuhan afeksi (kasih sayang), disebabkan orangtua sibuk mencari uang demi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.
Melalui pendidikan, siswa dipersiapkan menjadi masyarakat yang cerdas dan berguna bagi Nusa dan Bangsa. Mengingat pentingnya pendidikan maka telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan investasi yang sangat penting bagi setiap bangsa dalam pembangunan  kearah kemajuan.
Prestasi belajar siswa merupakan output dari proses belajar, dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar juga langsung mempengaruhi prestasi belajar. Untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal dengan hasil yang baik, maka harus benar-benar memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (1) faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari individu anak itu sendiri yang meliputi faktor jasmaniah (fisiologis) dan faktor psikologis. Yang termasuk faktor jasmaniah (fisiologis) antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya, sedangkan yang termasuk factor psikologis meliputi intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar), non intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur), dan faktor kondisi fisik. (2) faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi fkctor fisik dan faktor lingkungan sosial. Faktor fisik sendiri meliputi rumah, sekolah, peralatan, dan alam, sedangkan faktor lingkungan sosial meliputi keluarga, guru, masyarakat, dan teman.
Berdasarkan  hal tersebut diketahui bahwa motivasi dan lingkungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya
Keluarga berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial, emosional maupun intelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh motivasi, kesadaran dirinya, dan identitas skill serta kekuatan/ kemampuan-kemampuannya sehingga memberi peluang untuk sukses belajarnya, identitas gender yang sehat, perkembangan moral dengan nilainya dan sukses lebih primer dalam keluarga dan kerja/ kariernya kelak. Terhadap semua itu pengaruh peran keluarga yang paling kuat adalah terhadap prestasi belajar anak dan hubungan sosial yang harmonis.
Prestasi juga dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Adapun ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar untuk berprestasi antara lain tekun, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat bosan dengan tugas, dapat mempertahankan pendapat, senang mencari dan memecahkan masalah.
Dari beberapa paparan tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian lebih mendalam dengan mengangkat judul “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan Bantul”.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa masalah yang muncul, diantaranya yaitu:
1.      Pengaruh tenaga pendidik terhadap prestasi belajar siswa disekolah.
2.      Pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
3.      Pengaruh motivasi dari dalam diri siswa terhadap prestasi belajar siswa.

C.     Batasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka tidak mungkin untuk meneliti semua masalah yang telah diidentifikasikan. Oleh karena itu membatasi masalah yang akan diteliti yakni mengenai:
1.      Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas 8 SMP Negeri se-Kecamatan Bantul.


D.    Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu:
1.      Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas 8 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri se-Kecamatan Bantul?
E.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan tentang hal yang akan dicapai oleh kegiatan penelitian (Dhofir, 2000:21).
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1.      Ingin mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar dan kalau ada seberapa besar.
F.      Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah follow up penggunaan informasi yang tertera dalam kesimpulan (Dhofir, 2000:21)
Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yangterlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisanskripsi ini adalah :
1.      Segi Teoritis
a.       Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin pendidikan bahwa lingkungan keluarga dan motivasi belajar memiliki andil dalam prestasi belajar siswa.
b.      Untuk memperkuat teori bahwa dukungan keluarga dan motivasi belajar yang tinggi dapat memicu kreatifitas siswa dalam berprestasi.
2.      Segi Praktis
a.       Dengan adanya dukungan lingkungan keluarga dan motivasi belajar yang tinggi dari siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dengan dampak hasil belajar yang memuaskan.
b.      Sebagai bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A.    Deskripsi Teori
1.      Prestasi Belajar
a.      Pengertian pretasi belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Menurut Slamet (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
1.      Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
a.      Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Dari pendapat di atas diketahui bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.


b.      Bakat
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata
Dari pendapat di atas diketahui bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
c.       Minat
Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
d.      Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.


2.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a.      Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
b.      Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c.       Lingkungan Masyarakat
di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

2.      Motivasi Belajar
a.      Pengertian Motivasi
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Selanjutnya, M. Alisuf Sabri (2001:9) menyatakan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, (b) dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan diri dan e) kebutuhan aktualisasi. Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi pelaku.






b.      Macam-macam Motivasi
Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto (1998), motif itu ada tiga golongan yaitu :
1)      Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
2)      Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
3)      Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (1998:64), mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.
c.       Jenis Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:
1.      Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perludirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan inginmendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.
2.      Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karenaadanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakansebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

d.      Ciri-ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2.      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4.      Mempunyai orientasi ke masa depan.
5.      Lebih senang bekerja mandiri.
6.      Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7.      Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8.      Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik.
e.       Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akandikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

B.     Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan bagaimana lingkungan keluarga dan motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai berikut :
Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang anak yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan berdampak terhadap prestasi belajarnya dimana anak akan memacu dirinya untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika motivasi anak rendah maka akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan berdampak pada menurunnya prestasi anak di sekolah.

C.    Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap  rumusan masalah yang diajukan (Sugiyono, 2009:284).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.      Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas 8 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri se-Kecamatan Bantul.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.     Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan dengan teknik analisis kuantitatif regresi sederhana. Data diolah dengan program SPSS version 16 for windows.

B.     Waktu dan Tempat Penelitian
Persiapan penelitian akan dilakukan mulai bulan febuari 2012 dengan tahap :
1.      Mengadakan survey disekolah untuk mencari informasi tentang diperbolehkan atau tidaknya untuk melaksanakan penelitian.
2.      Menyusun proposal penelitian.
3.      Menyusun instrumen penelitian.
4.      Mengurus perijinan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN yang ada di kecamatan Bantul. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012, tepatnya pada bulan febuari sampai maret 2012.

C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan. Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berupa data kuantitatif mengukur dan menghitung.
Berdasarkan pendapat diatas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Bantul sebanyak 779 siswa yang terbagi ke dalam 3 Sekolah. Data jumlah siswa dapat terlihat pada tabel berikut:
Data jumlah siswa kelas VII SMP Negeri
se-Kecamatan Bantul

Nomor
Sekolah
Populasi
1
SMP Negeri 1 Bantul
306
2
SMP Negeri 2 Bantul
193
3
SMP Negeri 3 Bantul
280

Jumlah
779


2.      Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2002:109), sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai obyek  penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata ke setiap sekolah sehingga semua responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan digunakan peneliti menggunakan rumus Slovin yaitu:
n = (Umar, 2004:108)

Keterangan:
n   : Ukuran sampel
N  : Ukuran populasi
e    : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi 10%
n =        

n =

n =

n = 88.62
n = 89 (dibulatkan)
Jadi sampel dari penelitian ini adalah 89 siswa
Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya peneliti akan menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang dijadikan objek  penelitian tersebut dalam 3 (tiga) kelas.

D.    Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan sebuah alat ukur yang baik, yang biasanya disebut dengan instrument penelitian. Instrument penelitian sendiri adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati (Sugiyono, 2009:102)
Terdapat dua instrument yang gunakan yaitu:
1.      Instrumen Motivasi Belajar
2.      Instrumen Prestasi Belajar

E.     Teknik Pengumpulan Data
1.      Metode Pencermatan Dokumen
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar, yang berupa nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.      Metode Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakanuntuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi, metode pembelajaran, dan prestasi belajar.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya memberikan jawaban silang pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa multiple choise seperti butir a, b, c, dan d.
3.      Metode Observasi Langsung
Metode ini digunakan untuk megetahui situasi dan kondisi siswa di sekolah dan keadaan sekolah secara fisik, serta seluruh kondisi yang ada di lingkungan sekolah.

F.     Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data yang sudah terkumpul. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek penelitian. Penulis juga menggunakan statistik guna membantu analisa data sebagai hasil dari penelitian ini.
Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik regresi sederhana untuk menguji hipotesis, karena hanya 2 variabel yang diuji.
Ketentuan jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar  dari r tabel ( > ) maka Ha diterima.











DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi aksara

Husein, Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Nasution,1995. Dikdatik Asas asas Mengajar. Jakarta: PT bumiaksara
Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V. Rajawali

_______2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

_______ 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional